Arti Symbol Pada Kemasan Plastik


Symbol atau kode yang dikeluarkan oleh the society of plastic industry sejak tahun 1988 di amerika serikat itu telah diadopsi oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan system kode, seperti ISO (International Organization of Standardization). Secara umum tanda tersebut berada di dasar, berbentuk segitiga, di dalam segitiga akan terdapat angka, serta nama jenis plastic di bawah segitiga.

 
  1. PETE (Polyethylene Terephthalate)

    Memiliki logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dengan tulisan PET atau PETE di bawah segitiga. Symbol itu biasa dipakai untuk botol plastic yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus dan hampir semua botol minuman lainnya. Mayoritas bahan plastic PET di dunia untuk serat sintesis (sekitar 60%), dalam pertekstilan PET bisa disebut polyester (bahan dasar botol kemasan 30%). Botol jenis PET itu hanya direkomendasikan "hanya untuk sekali pakai". Alasannya bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.

     
  2. HDPE (High Density Polyethylene)

    Memiliki logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya dengan tulisan HDPE di bawah segitiga. HDPE biasa dipakai pada botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, atau gallon air minum. HDPE merupakan salah satu bahan plastic yang aman digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastic berbahan HDPE dengan makanan atau minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Meski begitu, sama dengan PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pakai, karena pelepasan senyawa antimony trioksida terus meningkat seiring waktu.

     
  3. V (Polyvinyl Chloride

    Memiliki logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V yang berarti PVC (Polyvinyl Chloride), yaitu jenis plastic yang paling sulit didaur ulang. Plastic ini bisa ditemukan pada plastic pembungkus (cling wrap) dan botol plastic yang bening lainnya. PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemasnya saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut. DEHA bisa langsung lumer pada suhu 150oC. Reaksi yang terjadi antara DEHA dengan makanan yang dikemasnya berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

     
  4. LDPE (Low Density Polyethylene)

    Tertera logo daur ulang dengan anka 4 di tengahnya dan di bawah logo daur ulang terdapat tulisan LDPE, yaitu plastic tipe coklat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi). Biasanya LDPE digunakan untuk tempat makanan, plastic kemasan dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis plastic LDPE adalah kuat , agak tembus cahaya fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastic itu dapat dipakai ulang karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan itu.

     
  5. PP (Polypropylene)

    Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di dalamnya dan di bawah logo daur ulang terdapat tulisan PP. PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastic, terutama untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat meyimpan makanan, botol minuman dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristiknya berupa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. PP lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan suhu yang baik terhadap lemak, stabil dalam suhu tinggi dan cukup mengkilap.

     
  6. PS (Polystyrene)

    Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di dalamnya dan di bawah logo daur ulang terdapat tulisan PS. PS bisa dipakai sebagai bahan tempat makanan Styrofoam, tempat minum sekali pakai dan lain-lain. Bahan tersebut harus dihindari karena berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormone estrogen pada perempuan yang berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan system syaraf. Bahan ini juga sulit didaur ulang karena memerlukan proses yang sangat panjang dan cukup lama. Jika pada kemasan tidak tertera angka 6 atau tulisan PS, maka PS dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

     
  7. OTHER

    Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di dalamnya dan di bawah logo daur ulang terdapat tulisan OTHER yang merupakan gabungan dari SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene) dan PC (Polycarbonate). OTHER dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, computer, alat-alat elektronik dan plastic kemasan. PC dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak balita, botol minuman polikarbonat dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. PC dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak system hormone, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave atau dituangi air panas atau mendidih.
    SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, penyaring kopi dan sikat gigi. Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lega dan pipa.

 
Bertidaklah bijak
Masih berfikirkah anda untuk tetap menggunakan botol plastic kemasan lebih dari dua kali?? Melihat bahaya yang terkandung dalam dalam plastic, sudah saatnya kita harus bertindak bijak dalam penggunaan plastic, khususnya plastic dengan kode 1, 3, 6 dan 7.
Bila membutuhkan tempat air minum yang akan dibawa, sebaiknnya menggunakan botol yang memang ditujukan untuk pemakaian berulang, seperti botol berkode angka 5. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung plastic, seperti daun pisang yang lebih alami.

 

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Untuk kemasan minum akua menggunakan kode berapa ya? Saya biasa pake itu untuk minum berulang-ulang di kantor.

Kunjungi link saya di : Kemasan Makanan Food Grade

Posting Komentar

@RisqiCH. Diberdayakan oleh Blogger.